•   08 May 2024 -

16 Kasus Asusila Anak Terjadi di Bontang Kurun 1,5 Tahun

Bontang - Fitri Wahyuningsih
12 Juli 2019
16 Kasus Asusila Anak Terjadi di Bontang Kurun 1,5 Tahun Kanit PPA Polres Bontang, Bripka Norasie.

KLIKKALTIM.com -- Selama kurun 1,5 tahun sudah ada 16 kasus asusila melibatkan anak di bawah umur di Kota Bontang, Kalimantan Timur. Ini berdasar dat Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Bontang.

Jumlah ini diyakini hanya sebagian kecil yang terungkap. Banyak kasus ditutup rapat lantaran alasan aib atau takut ancaman pelaku. Korban memilih bungkam karena khawatir ancaman dari pelaku.

Modus ancaman beraneka, mulai dari membunuh orang tua, menyetop biaya sekolah hingga kasus baru-baru ini menyita ponsel milik korban. Mayoritas pelaku orang terdekat korban, mulai dari keluarga hingga pacar korban.

“Kurun waktu 2018 ada 10 kasus, tahun 2019 per Juli sudah ada 6 kasus,” jelas Kanit PPA Polres, Bripka Norasie kepada wartawan, Kamis (11/7/2019).

Norasie berujar kasus asusila di bawah umur rata-rata terungkap setelah berlangsung cukup lama. Para korban memilih bungkam, lantaran intimidasi dari pelaku. Para anak usia belia ini terperdaya dengan ancaman pelaku yang kebanyakan berusia jauh di atas mereka. “Kalau melihat mayoritas pelaku ini berusia rentan 40-50 tahun,” ujarnya.

Menurut dia, kasus asusila di Bontang ini lebih dari yang berhasil terungkap. Kasus ini menjadi aib bagi korban maupun keluarga. Semisal, kasus baru-baru ini terjadi. Ibu si korban baru berani melaporkan perbuatan asusila suami kepada anaknya setelah mengendap 2 bulan.

Kasus asusila yang dilakukan ayah tiri korban, sejatinya sudah diketahui sang ibu sejak Maret. Hanya saja, aksi ini baru dilaporkan Juni setelah berkonsultasi dengan adik pelaku. “Asumsi kami seperti itu, banyak yang belum terungkap,” ujarnya.

Bripka Norasie mengatakan rata-rata kasus asusila melibatkan anak di bawah umur baru terungkap setelah terjadi dalam waktu lama. Ia mengatakan kasus asusila di lapangan seperti gunung es hanya muncul sedikit di permukaan tapi besar di bawah permukaan.

Pelajar Bontang Dibekali Cara Pencegahan Kekerasan Seksual

Pemkot Bontang melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DP2KB) Bontang membenarkan kasus asusila anak cukup tinggi. Capai 16 kasus kurun 1,5 tahun.

Kepala DP2KB Bontang, Bahtiar Mabe menjelaskan, kasus asusila kepada korban biasanya baru terungkap ketika sudah bertahun-tahun. Mayoritas pelaku adalah orang dekat, intimidasi kepada korban secara terus menerus.

“Kasus asusila anak ini biasanya terungkap ketika sudah berjalan lama,” ujar Bahtiar, Kamis (11/7/2019).

Lalu, upaya meminimalisir kasus asusila ini, Pemkot sudah merumuskan langkah pencegahan, penanganan dan penanggulang asusila bagi anak di bawah umur. Untuk pencegahan intensistas sosisalisai ke lingkungan masyarakat, sekolah hingga rumah ibadah ditingkatkan.

Terbaru, DP2KB mencetuskan program masjid ramah anak. Kegiatan ini sengaja menyasar santri sebab sejumlah kasus terjadi dilakukan oleh oknum di lingkungan rumah ibadah beberapa waktu lalu.

“Kami ajak santri, takmir, ustaznya hadir sosialiasi ini. Agar tidak ada lagi kejadian yang terjadi di sekitar lingkungan rumah ibadah,” ujarnya.

Lebih lanjut, kata Bahtiar, aksi asusila tak melulu dilakukan para orang dewasa. Kerap perilaku asusila dilakukan oleh oknum sebaya korban, seperti pacar. Untuk itu, pihaknya juga menggelar sosialiasi dan pembekalan bagi para pelajar di Kota Bontang. Dalam waktu dekat ini, DP2KB menggelar pembekalan materi perlindungan bagi anak dari ancaman kekerasan seksual.

DP2KB juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan instansi kepolisian untuk memberikan materi kepada para pelajar. "Dinas Kesehatan juga dilibatkan untuk menyampaikan materi bahaya seks dini, dan dampaknya. Kemudian polisi juga kami libatkan untuk penyadaran hukum bagi pelajar,” pungkasnya.

Ia menambahkan, pihaknya pun memberikan pendampingan terhadap korban asusila. Mereka didampingi oleh psikolog selama dimintai keterangan polisi hingga pemulihan mental. ***

 




TINGGALKAN KOMENTAR