•   20 May 2024 -

Dedikasi Pendeta Yustinus; Rawat dan Sudah Sembuhkan 17 ODGJ di Bontang Tanpa Bayaran

Bontang - M Rifki
30 Maret 2023
Dedikasi Pendeta Yustinus; Rawat dan Sudah Sembuhkan 17 ODGJ di Bontang Tanpa Bayaran Pendeta Yustinus Pongarong saat melakukan treatment penyembuhan kepada pasien ODGJ.

KLIKKALTIM.COM - Pendeta Yustinus Pongarong mendedikasikan hidupnya untuk memberikan pelayanan khusus bagi Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ). Layanan itu dia berikan secara cuma-cuma tanpa mengharap imbalan. 

Pendeta berumur 49 tahun ini juga beraktivitas di Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) kasih Kristus yang berada di Gang Damai 5 RT 11 Kelurahan Kanaan, Bontang Barat. 

Yustinus saat ini sedang merawat tiga ODGJ yang membutuhkan treatment khusus. Cara pendeta ini paling pamungkas ialah mengembalikan ingatan para ODGJ dalam beragama dan berdoa. 

Karena mayoritas orang yang mengalami gangguan jiwa itu sudah banyak lupa untuk kembali berdoa kepada tuhan. 

Baca juga: Batal Dirujuk ke RSJ Samarinda, ODGJ di Kanaan Dirawat Pastur di Gereja

Ditempat itu para Jemaat GSJA juga membangun tempat tinggal khusus bagi para pasien pendeta. Secara perlahan medio 2020 membangun kamar bagi mereka. 

"Saya sudah konsen sebenarnya ingin kembali memulihkan mental mereka yang terganggu. Total sampai saat ini sudah ada 17 orang yang berhasil sembuh," terang Yustinus, Kamis (30/3/2023). 

Sebelum di Kelurahan Kanaan, Yustinus bersama dengan dua rekan sudah berkeliling di Bontang. Awal ada 2004 silam saat datang ke Bontang Yustinus langsung menyewa tempat di Bukit Indah khusus pelayanan kepada jemaat yang gangguan mental. 

Tidak berselang lama mereka pun kembali pindah dengan alasan tempat yang begitu kecil, di Tanjung Laut, dan Berebas Tengah menjadi permuaraan mereka untuk merawat beberapa ODGJ. 

"Pada akhirnya kami mendapatkan tempat yang saat ini sudah baik. Yaitu di Kelurahan Kanaan," sambungnya. 

Baca Juga : ODGJ di Kanaan Diamankan Warga, Sering Ngamuk dan Bawa Sajam

Untuk membiayai kebutuhan sehari-hari, dirinya mengaku mengeluarkan kocek pribadi dan bantuan dari keluarga ODGJ tersebut. Karena saat diawal ingin dirawat pihak keluarga diminta bisa memenuhi kebutuhan dasar sang pasien. 

Karena untuk melayani proses perawatan Yustinus tidak pernah dipungut biaya atau gratis. Perawatan intensif pun dilakukan dengan cara sering memberikan asupan firman-firman tuhan. 

"Jujur kami tidak pungut biaya sepeserpun. Kami hanya minta kerjasama dari keluarga untuk perhatikan kebutuhannya semacam beras, sabun mandi, dan odol," tuturnya. 

Saat ini pun selain dua orang ODGJ yang dirawat masih ada satu pasien yang menunggu untuk ditangani. Pasalnya saat ini hanya terdapat dua kamar di tempat tersebut. Karena dibangun secara sukarela, kamar ketiga baru bisa dikerjakan saat hari Minggu saja. 
Rencananya jika ada uang berlebih Yustinus akan membayar tukang untuk cepat menyelesaikan bangunan kamar ketiga. 

"Operasionalnya ya kita berharap tuhanlah karna ini pekerjaan pelayanan. Tuhan Pastih tolonglah dalam kebutuhan," ungkapnya. 

Berharap Perhatian Pemkot 

Kehadiran Wakil Wali Kota Bontang Najirah kemarin membuat hati Yustinus bangga. Karena, meskipun tidak terekspose beliau bersedia mendatangi tempat perawatan yang dibaluti dengan pintu jeruji itu. 

Diharapkan, untuk pasokan biaya operasional seperti membantu penyelesaian bangunan kamar, dan kebutuhan stok pangan bisa diperhatikan pemerintah. 

"Saya bersyukurlah karena beliau peduli sesama. Semoga ada perhatian khusus bagi kami ini yang merawat para ODGJ," ungkapnya. 

Dirinya juga mendorong agar Pemkot Bontang  bisa membangun rumah singgah untuk ODGJ. Nantinya Bontang bisa bersih dari keliaran ODGJ dijalan raya. 

"Kalau ada tampungannya jadi tidak perlu lagi dibawa ke Samarinda kan," pungkasnya.




TINGGALKAN KOMENTAR