•   19 May 2024 -

Larang Demo di Rujab, Walikota Neni Akan Tinjau Ulang Tarif PDAM

Bontang - Ichwal Setiawan
07 Mei 2017
Larang Demo di Rujab, Walikota Neni Akan Tinjau Ulang Tarif PDAM Walikota Bontang Neni Moerniaeni (Foto: Klik)

BONTANG.KLIKKALTIM - Rencana aksi demonstrasi tolak harga tarif dasar air di Rumah Jabatan Walikota Bontang mendapat penolakan dari Walikota Bontang, Neni Moerniani. Dirinya mengaku siap menerima peserta aksi yang ingin menyuarakan aspirasi mereka. Namun, lokasinya harus dilakukan di kantor Walikota Bontang, jalan Moh Roem, Kelurahan Bontang Lestari, Kecamatan Bontang Selatan.

Menurut dia, aksi yang dilakukan di Rujab menggangu ketentraman kehidupan pribadi Walikota. “Kalau di Rujab yah tidak boleh, ini kan tempat pribadi saya. Kalau mau demo silahkan, tapi di Kantor Walikota sana kan saya di sana bekerja. Pasti saya akan terima aksi mereka,” kata Neni.

Pihaknya pun sudah meminta Kapolres Bontang, AKBP Andy Ervyn untuk mengamankan rumah kediamannya di jalan Awang Long, Bontang Utara. Menurutnya, aksi yang dilakukan di halaman rumah jabatan menggangu kehidupan pribadi Walikota. Maka dia meminta pihak kepolisian menghalau aksi demo di Rujab Walikota.

“Sudah saya minta pak Kapolres supaya melarang aksi di Rujab,” katanya.

Menurutnya, aksi demonstrasi yang dilakukan di Rujab Walikota memiliki kepentingan lainnya. Sebab, tuntutan warga untuk penyesuaian tarif sudah dilakukan, dengan mengurangi kenaikan tarif hanya 60 persen.

“Sudah ditinjau kembali, kalau masih ada aksi di Rujab berarti ada indikasi lain. Kalau mau demo ke Rujab kan urusan pribadi, sedangkan ini masalah jabatan berarti ke kantor,” katanya.

Sedangkan, penanggung jawab Aliansi Masyarakat Bontang Menggugat (AMBM), M Muqrim mengaku tetap menggelar aksi tersebut di rujab Walikota. Menurutnya, fasilitas yang digunakan walikota saat ini merupakan hasil dari pembayaran pajak warga Bontang, bukan milik pribadi.

“Rumah itu yang bayar pajak dari APBD Bontang, bahkan beberapa rapat untuk urusan pemerintah dilakukan di sana, lantas kenapa kami tidak boleh aksi di sana. Kami akan tetap aksi di Rujab,” tegas Muqrim.

Sementara untuk tarif PDAM yang dinilai mencekik, Walikota Neni pun mengaku sudah meminta agar tarif harga air harus dievaluasi ulang.

Pihaknya memutuskan penyesuaian tarif hanya diangka agen poker online terpercaya, 60 persen atau Rp 5.120 per kubiknya. Angka ini turun sebesar setengahnya dari tarif yang baru saja ditetapkan pemerintah yakni, Rp 5.800. Sedangkan harga jual air sebelum penyesuaian tariff diangka Rp 3.200 per kubiknya.

“Kita sudah bahas penyesuaian tarif 120 persen ternyata mendapat protes dari warga Bontang. Untuk itu, kita tinjau kembali, tidak 120 tapi naiknya hanya Rp 60 persen saja,” kata Neni.

Menurut Neni, pihaknya akan memberikan subsidi beban operasional perusahaan setiap tahun. Pasalnya beban operasional perusahaan air minum cukup tinggi, berbanding terbalik dengan harga jual air ke masyarakat.

Pihaknya lebih dulu harus berkonsultasi ke DPRD Bontang, untuk membahas rencana subsidi operasional PDAM Tirta Taman. Sebab, ditengah kondisi ekonomi daerah krisis, sejumlah pos anggaran sudah banyak alami pemangkasan.

“Kita akan Perda kan soal subsidi ini, saya secara pribadi mendengarkan rintihan warga saya,” ungkapnya.

Pun demikian, dia memastikan tetap melakukan penyesuain tarif 60 persen. Rencananya, kebijakan ini baru berlaku di bulan Juni mendatang. Sedangkan, untuk harga air bulan ini masih mengacu pada tarif penyesuain 120 persen.

“Bulan depan baru berlaku, untuk bulan ini masih menggunakan tarif baru yang sudah disesuaikan, jadi mohon bersabar,” katanya. (*)




TINGGALKAN KOMENTAR