•   09 May 2024 -

Tahun Ini, SDN 003 Bontang Utara Terima 1 Murid Inklusi

Bontang - Fitri Wahyuningsih
18 Juli 2019
Tahun Ini, SDN 003 Bontang Utara Terima 1 Murid Inklusi Guru Kelas Murid Inklusi di SDN 003 Bontang Utara, Rasi Widi Antari. (FITRI/KLIKBONTANG)

KLIKKALTIM.com -- Sejumlah Sekolah Dasar (SD) di Bontang, Kalimantan Timur sudah mulai membuka kelas bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus atau anak inklusi. Salah satunya SD Negeri (SDN) 003 Bontang Utara. Tahun ini sekolah yang terletak di Jalan Biola ini hanya menerima 1 siswa inklusi. Dari total kuota yang dibuka, yakni 8 kursi.

Kepala Sekolah SDN 003 Bontang Utara, Edy Dwiharsana menuturkan. Sejatinya terdapat 2 calon peserta didik inkusi tahun ini. Pada akhirnya hanya seorang murid saja diterima. Singkat Kepsek Edy katakan bahwa khusus untuk calon peserta didik inklusi. Harus melalui tahapan psikologi. Sebelum akhirnya diterima sekolah.

"Tahun ini kuota kami 8. Dan yang daftar cuma dua," ujarnya kepada KlikBontang kala ditemui di kantornya beberapa waktu lalu.

Sementara itu, satu-satunya guru kelas khusus murid inklusi di SDN 003, Rasi Widi Antari mengatakan. Dari sekitar 700-an murid di SDN 003, 16 orang diantaranya adalah murid inklusi.

Pada hakikatnya, sebagaimana termaktub dalam Permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 tentang pendidikan  inklusif pasal 2 ayat (1) menyatakan. Tujuan pendidikan inklusif adalah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik di berbagai kondisi dan latar belakang untuk memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Serta ayat (2) berbunyi: menciptakan sistem pendidikan yang menghargai keanekaragaman, dan tidak diskriminatif bagi semua peserta didik. 

Dijelaskan Rasi, pada dasarnya murid inklusi sama saja dengan dengan murid lainnya. Mereka coba disatukan dalam kelas reguler. Namun pada akhirnya nanti tergantung kemampuan murid itu sendiri. Apabila mampu mengikuti kelas reguler, maka akan diteruskan. Tapi bila tidak, terlalu tertinggal, akan diberikan kelas tambahan khusus.

"Pada dasarnya sama, akan masuk kelas reguler. Tapi dilihat perkembangan anak. Apakah mampu atau tidak," ujar Rasi Widi Antari.

Untuk di SDN tempat ia megabdi, sebagian besar murid inklusi memang perlu masuk ke kelas khusus. Untuk itu, sekolah telah menetapkan jadwal khusus. Diatur berdasarkan kelas. Karena hanya ada satu guru.

Sementara guru kelas inklusi, tidak saja mendisikan muridnya. Pun berkewajiban mendampingi mereka hingga mengikuti ujian kelulusan di kelas 6. "Bahkan sampai masuk SMP. Nanti guru yang rekomendasikan sekolah," terangnya.

Sementara untuk fasilitas di SDN 003, dirasa sudah cukup baik. Hanya perlu penambahan untuk anak inklusi dengan kebutuhan khusus. Kendala utama dihadapi Rasi ialah kurangya guru kelas inklusi. Lantaran di sekolah, hanya dirinya sendiri yang mengampu anak inklusi, dari kelas 1-6.

"Idealnya memang tiap kelas itu ada satu guru," terangnya.

Selain itu, ketiadaan shadow teacher atau guru pendamping langsung murid inklusi juga cukup mehambat perkembangan anak. Karena bagaimana pun, setiap anak inklusi memiliki kebutuhan dan kendala berbeda. Dan itu harus dipahami benar.

Rasi memahami orang tua murid cukup sulit mempekerjakan shadow teacher. Karena ini butuh dana tak sedikit. Namun dari semua kendala dihadapi. Kurangnya komunikasi dan keaktifan orang tua adalah paling utama. Banyak orang tua murid dinilai kurang proaktif terhadap perkembangan anaknya, dan hanya menyerahkan semua pada guru kelas. Padahal, ujar Rasi, tidak demikian. Semua pihak harus bekerja sama.

"Ada orang tua, dipanggil ambil rapot tidak datang. Diminta ke sekolah tida bisa terus. Mestinya tidak begitu. Jangan guru saja yang memburu (Orang tua). Tapi orangtuanya tidak proaktif," tandas Rasi.




TINGGALKAN KOMENTAR