•   29 April 2024 -

Kronologi Ibu di AS Tinggalkan Bayi 10 Hari di Rumah hingga Tewas Demi Liburan

Hukum & Kriminal - Redaksi
26 Maret 2024
Kronologi Ibu di AS Tinggalkan Bayi 10 Hari di Rumah hingga Tewas Demi Liburan Kristel Candelario saat berada di persidangan.

KLIKKALTIM - Seorang ibu di negara bagian Ohio, Amerika Serikat, meninggalkan bayinya hingga tewas di rumah demi pergi berlibur selama 10 hari ke luar negeri.

Bayi berusia 16 bulan bernama Jailyn itu kemudian tewas dan sang ibu, Kristel Candelario dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Berikut kronologi terkait tewasnya bayi berdasarkan hasil penyelidikan kepolisian.

Jeritan pagi Jaylin

Sebelum pergi, Candelario meletakan Jaylin di sebuah playpen atau area bermain bersama beberapa botol susu.

Dua hari setelah Candelario pergi, sebuah kamera di pintu tetangga menangkap jeritan Jailyn yang terdengar pada pukul 01.00 pagi.

Candelario saat itu tengah berada di Puerto Rico bersama teman prianya selama 10 hari dan kembali ke rumah pada 16 Juni tahun lalu.

Sesaat kembali ke rumahnya ia mendapati Jailyn yang telah meninggal dalam keadaan dehidrasi dan kurus. Kemudian, ia segera menelpon 911 untuk mendapat pertolongan segera.

"Tolong, saya butuh bantuan," ucapnya dalam rekaman panggilan 911 yang diputar selama persidangan, dikutip dari CNN.

"Tolong, tolong, bantu saya. Putri saya sekarat," lanjutnya.

Ketika petugas tiba di rumahnya, Candelario telah menukar Jailyn dengan pakaian bersih. Meskipun tubuhnya dipenuhi dengan feses dan air seni.

Ahli patologi forensik Elizabeth Mooney mengatakan dalam persidangannya bahwa kondisi Jailyn sangat kurus dengan mata yang cekung, bibir kering, dan kotoran di mulut dan kukunya.

"Bahkan hewan merawat bayinya lebih baik daripada ini," ujarnya seperti dikutip CNN.

Mempersoalkan masalah mental

Orang tua Candelario menyatakan dalam persidangan bahwa putrinya mengalami masalah kesehatan mental.

Dalam sebuah pernyataan ibunya, Ketty Torres mengatakan bahwa Candelario tengah berjuang melawan masalah mental yang ia idap selama beberapa waktu terakhir.

Putrinya telah berhenti minum obat dan mungkin dapat memperburuk depresi hingga kecemasannya sehingga berkontribusi pada ketidakmampuan dia membuat keputusan yang tepat, menurut sang ibu.

Candelario pun turut memohon belas kasihan kepada hakim atas kesalahannya yang menewaskan bayinya.

"Saya tidak mencoba untuk membenarkan tindakan saya, tapi tidak ada yang tahu seberapa besar penderitaan saya dan apa yang saya alami," ucap Candelario.

Namun, hakim tetap menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada Candelario tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat.

"Bayi kecil itu bertahan, menunggu seseorang untuk menyelamatkannya. Dan Anda dapat melakukannya hanya dengan panggilan telepon sederhana. Sebaliknya, saya melihat foto Anda di pantai sementara anak Anda memakan kotorannya sendiri dalam upaya untuk bertahan hidup," kata Hakim Pengadilan Permohonan Umum Cuyahoga County, Brendan Sheehan yang geram mengomentari tingkah laku Candelario.

"Sama seperti Anda tidak membiarkan Jailyn keluar dari penjaranya hingga dia meninggal, Anda juga harus menghabiskan sisa hidup Anda di sel tanpa kebebasan," tambahnya. (*)




TINGGALKAN KOMENTAR