•   18 May 2024 -

Tarif Dikeluhkan, DPRD Bontang Minta PDAM Kaji Ulang Kenaikan Tarif Air

Bontang - Ichwal Setiawan | Juwi Ananda
05 Mei 2017
Tarif Dikeluhkan, DPRD Bontang Minta PDAM Kaji Ulang Kenaikan Tarif Air Walikota Neni Moerniaeni saat meninjau PDAM Tirta Taman

BONTANG.KLIKKALTIM - Kebijakan Pemkot Bontang menaikan tarif dasar air sejak bulan lalu dikeluhkan sejumlah warga Bontang. Pasalnya, penyesuaian tarif air dibarengi dengan kenaikan tarif tenaga listrik 900 Volt Ampere sejak 1 Mei 2017.

“Bapaknya (suaminya, Red.) tidak kerja lagi. Hanya jualan sama saya saja. Pembeli juga sepi. Belum lagi anak masih sekolah. Sebulan kontrakan bayar terus. Kalau dinaikkan begini biaya listrik dan air, mau makan apa kami ini sementara pemerintah tidak pernah memberi bantuan,” kata Umiati, warga Kelurahan Tanjung Laut, kepada Klik Bontang, Kamis (4/5/2017).

Umiati mengatakan, seharusnya ditengah sulitnya ekonomi saat ini, pemerintah harus membantu mensejahterakan rakyatnya. Bukan sebaliknya, malah menyengsarakan rakyat dengan menaikkan seluruh kebutuhan hidup seperti listrik dan air.

Menurutnya, kenaikan ini hanya menambah beban bagi masyarakat khususnya masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Kebijakan tarif listrik dan tarif air yang naik bersamaan, memberikan pukulan bagi dia. Biaya hidup saat ini sudah tinggi, belum lagi dirinya dan sang suami harus membayar kontrakan, biaya sekolah anak dan biaya hidup lainnya.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Mustafa, warga Jalan Tenggiri, RT 25, Kelurahan Tanjung Laut Indah. Menurut dia, tarif listrik yang terus mengalami kenaikan, memberatkan warga dengan kondisi ekonomi pas pasan.

“Jangan dinaikkan kalau bisa, apalagi kebutuhan sekarang sudah naik semua. Tolong kepada pemerintah, kasian kami ini sebagai rakyat kecil,” keluhnya.

Diketahui, pemerintah pusat melalui kementrian energi dan sumber daya mineral (ESDM) mencabut subsidi listrik bagi golongan 900 VA yang masuk dalam kategori rumah tangga mampu (RTM), Januari Lalu. Kebijakan ini berlaku mulai per 1 Mei kemarin, alasan pencabutan subsidi karena 18,8 juta pelanggan 900 VA tergolong rumah tangga mampu, meski begitu nantinya pemerintah akan menyediakan dan subsidi untuk kelompok masyarakat tidak mampu

Sedangkan, Pemkot Bontang pun ikut menaikan tarif dasar air sejak 1 April kemarin, namun pembayaran terhitung mulai bulan ini.

Sementara DPRD Bontang menyesalkan kenaikan tarif air dasar Bontang. Dua anggota Komisi I DPRD Bontang meminta PDAM Bontang mengkaji ulang kebijakan tersebut. DPRD Bontang berencana memanggil PDAM untuk menanyakan alasan kenaikan tarif dasar air pekan depan.

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN), Setioko Waluyo mengatakan, keputusan menaikan tarif dasar air saat ini bukan pilihan tepat. Pasalnya, kondisi perekenomian daerah tengah lesu, imbasnya sangat terasa bagi warga Bontang.

“Saya tidak sepakat dengan kenaikan tariff ini, minggu depan akan kami panggil PDAM untuk memberikan penjelasan soal ini. Kalau bisa tunda lebih dulu,” ujarnya.

Menurutnya, penetapan tarif harus lebih dulu mempertimbangkan aspek sosial, daya beli serta kepuasan pelanggan atas pelayanan PDAM Bontang. Sejatinya, penyesuaian tarif dilakukan saat ekonomi daerah sedang dalam kondisi stabil. Sehingga kenaikan harga air, tidak dikeluhkan masyarakat Bontang.

“Kalau melihat sekarang, ekonomi lagi lesu, tarif dasar air jangan dinaikkan dulu. Nanti saat kondisi ekonomi daerah sudah normal,” kata Setioko saat dihubungi melalui sambungan selulernya.

Setioko mengaku, sejumlah warga menghubungi dirinya sejak beberapa hari lalu. Mereka memprotes kebijakan perusaaan air minum daerah ini menaikkan tarif tersebut terlalu tinggi. Warga mengaku, sebelumnya hanya membayar tiap bulan Rp 70 ribu, namun pembayaran bulan ini naik dua kali lipat samap Rp 140 ribu.

Senada dengan rekan komisinya, Wakil Ketua Komisi I DPRD Bontang, Bilher Hutahean mengaku kebijakan ini justru memukul ekonomi masyarakat Bontang. Menurutnya, saat kondisi ekonomi daerah lesu, seharusnya pemerintah menyesuaikan kebijakan yang diambilnya. Bukan, justru menambah beban ekonomi warganya.

Bilher, menyangkan kebijakan kenaikan air ini. Bahkan, informasi diterima kenaikan tarif ini cukup tinggi, sejumlah warga yang biasanya membayar Rp 100ribu tiap bulan, naik tiga kali lipat menjadi Rp 400 ribu sejak pemberlakukan tarif baru ini.

Menurutnya, keputusan ini akan berimbas terhadap lonjakan harga di Bontang. Pasalnya, air merupakan barang vital yang dikonsumsi warga, kenaikan harga tentu akan memicu terhadap inflasi daerah semakin tinggi.

“Belum saatnya tarif air naik sekarang, pemerintah aja mengeluh karena defisit apalagi masyarakatnya,” tegas Bilher.(*)




TINGGALKAN KOMENTAR