•   20 May 2024 -

Terganggu Saat Main Gim Mobil Legend, Ayah di Manado Aniaya Bayinya hingga Tewas

Regional - Redaksi
17 Februari 2023
Terganggu Saat Main Gim Mobil Legend, Ayah di Manado Aniaya Bayinya hingga Tewas Tersangka AB (25) saat menjalani rekonstruksi. (ist)

Mendapat perlakuan kasar itu, korban yang masih menangis langsung terdiam. Ironisnya, setelah itu tersangka justru tak mempedulikan korban dan langsung makan. Kemudian, adegan ketiga adalal saat istri tersangka selesai mandi dan berganti pakaian. 

Ia kemudian melihat anaknya sudah dalam kondisi sesak napas seperti mendengkur. Istri tersangka lantas mengangkat korban dan meminta tersangka untuk menelepon pamannya. Mereka kemudian membawa korban ke Rumah Sakit Bhayangkara. 

Baca juga: Gegara Tak Disetujui Nikah, Pria di Tarakan Tikam Ibu hingga Tewas

Sebelum korban dilarikan ke rumah sakit, paman tersangka sempat meraba jantung korban dan napasnya, tapi sudah tidak ada. Setelah korban tewas, pelaku berupaya mengelabui pihak rumah sakit. Pelaku menyebut anaknya meninggal karena penyakit jantung. 

Namun, pihak rumah sakit yang mendapati kejanggalan saat pemeriksaan tak begitu saja percaya dengan ucapan pelaku. Pihak Rumah Sakit Bhayangkara Manado kemudian menghubungi penyidik Subdit Renakta Polda Sulut. 

Setelah itu, penyidik mendatangi rumah sakit untuk memastikan kondisi korban. Pemicu pembunuhan itu adalah pelaku merasa terganggu saat bermain game online Mobile Legend. Kabid Humas Polda Sulut, Kombes Pol Jules Abraham Abast, membenarkan peristiwa tersebut. 

"Pada saat itu pelaku sedang menangis hingga membuat pelaku merasa terganggu dan emosi," kata dia.

Tak hanya sekali, AB diduga sering melakukan penganiayaan terhadap korban sejak berusia empat bulan. Jules menuturkan, AB menganiaya korban dengan cara menyulut puntung rokok hingga menggigit perut korban. Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 80 Ayat 1 sampai 4 Undang-undang tentang Perlindungan Anak. 

"Ancaman hukumannya 15 tahun penjara, tapi ada tambahan sepertiga dari ancaman pokok karena yang melakukan adalah orangtuanya," kata AKBP Paulus Palamba.




TINGGALKAN KOMENTAR