•   05 May 2024 -

BPJS Kesehatan Pacu Faskes Optimalkan PRB

Society - NR Syaian
27 Mei 2019
BPJS Kesehatan Pacu Faskes Optimalkan PRB BPJS Samarinda menggelar pertemuan dengan FKRT, FKTP dan Apotek.

KLIKKALTIM.COM - Sebagai salah satu program unggulan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) serta memudahkan akses pelayanan kesehatan kepada peserta penderita penyakit kronis, maka dilakukan optimalisasi implementasi Program Rujuk Balik (PRB).

Pelayanan Program Rujuk Balik diberikan kepada peserta Program JKN-KIS penderita penyakit kronis, khususnya penyakit diabetes melitus, hipertensi, jantung, asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), epilepsy, stroke, schizophrenia, Systemic Lupus Erythematosus (SLE) yang sudah terkontrol/stabil namun masih memerlukan pengobatan atau asuhan keperawatan dalam jangka panjang yang dilaksanakan di Faskes Tingkat Pertama atas rekomendasi/rujukan dari Dokter Spesialis/Sub Spesialis yang merawat.

Dalam mencapai keberhasilan implementasi PRB di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)  dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Rujukan (FKRTL) Kantor Cabang Samarinda Mengadakan Pertemuan Koordinasi antara FKRT, FKTP dan Apotek PRB sebagai penyedia obat, kegiatan tersebut dilaksanakan pada Rabu (22/05) di ruang pertemuan RSUD IA Moeis Samarinda.

Hadir sebagai narasumber Kepala Bidang Penjaminan Manfaat Primer (PMP) Desy Liana Siregar dan Kepala Bidang Penjaminan Manfaat Rujukan (PMR) Jandon Bandono. Desy mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi antara FKRTL, FKTP dan Apotek PRB serta meningkatkan pemahaman pada faskes sehingga program PRB dapat terlaksanakan secara optimal.

“Sesuai data peserta JKN-KIS per 1 Mei 2019 di Kota Samarinda 36% peserta berusia di atas 40 tahun sehingga memiliki potensi penyakit kronis yang harus dikelola secara komprehensif,” terang Desy, Jumat, 24 Mei 2019 lalu.

Menurut Desy Implementasi PRB memiliki manfaat yang bagi  peserta, FKRTL dan FKTP diantaranya adalah meningkatkan peran FKTP sebagai gatekeeper, meningkatkan angka kontak peserta di FKTP, saving time bagi peserta, memudahkan peserta untuk mendapatkan obat di apotek terdekat, mengurangi antrian di FKRTL dan FKRTL fokus pada penanganan kasus spesialistik/sub spesialistik.

Peserta PRB erat kaitannya dengan Program Pengelolaan Penyakit Kronis atau Prolanis, karena beberapa penyakit program PRB masuk dalam ketegori Prolanis.

“Penyakit penyakit diabetes mellitus tipe 2 dan hipertensi adalah penyakit program PRB menjadi salah satu fokus program Prolanis yang dilaksanakan di FKTP, dengan beberapa kegiatan yaitu senam Prolanis dan edukasi klub prolanis, pemantauan status kesehatan, reminder, home visit, pelayanan obat, mentoring dokter spesialis dan konsultasi medis,” terang Desy.

Prolanis sendiri merupakan suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan Peserta, Fasilitas Kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta JKN-KIS yang menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.

“Keberhasilan implementasi PRB akan meberi dampak pada program-program yang lain sehingga kami mengajak kepada seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama melaksanakan program PRB sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan manfaatnya pasti akan dirasakan oleh peserta, FKTP, KRTL dan Apotek PRB,” pungkas Desy.

Sementara itu Evi petugas input data PRB di RSUD IA Moeis menanggapi positif implementasi PRB karena sudah didukung aplikasi yang cukup baik sehingga dirinya yakin tidak ada masalah dalalm penginputan data peserta PRB. Diharapkan dari pelaksanaan PRB ini dapat meningkatkan kesehatan bagi peserta penderita penyakit kronis dan mengurangi risiko akibat komplikasi penyakit yang dideritanya. (*)




TINGGALKAN KOMENTAR