•   20 April 2024 -

Erick Thohir: Banyak Direksi BUMN Tidak Mengerti Laporan Keuangan

Bisnis - Redaksi
12 April 2020
Erick Thohir: Banyak Direksi BUMN Tidak Mengerti Laporan Keuangan Menteri BUMN Erick Thohir saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI

KLIKKALTIM.com -- Menteri BUMN Erick Thohir mengaku telah menerima laporan banyak direksi dari perusahaan negara tak mengerti laporan keuangan. Padahal, kemampuan membaca laporan keuangan sangat penting dalam menjalankan sebuah perusahaan.

Akan tetapi, Erick tak menyebutkan siapa saja direksi dan BUMN mana yang dimaksud. Jumlah perusahaan negara mencapai 142 yang jika digabung dengan anak serta cucu perusahaan mencapai 800-an. 

"Banyak sekali direksi BUMN juga, ini sudah ada laporannya, tidak mengerti laporan keuangan. Itu bagaimana?" kata dia dalam siaran langsung di Instagram Kementerian BUMN, Senin (13/4).

Ketidakmampuan direksi BUMN membaca laporan keuangan menjadi tantangan buat para karyawan Kementerian BUMN yang memiliki kewenangan untuk memilih mereka sebelum menduduki kursi empuk tersebut. Karena itu, kata dia, kompetensi pegawai di lingkungan kementerian harus ditingkatkan.

Karena yang dihadapi Kementerian BUMN adalah korporasi, dia tak ingin diribetkan dengan urusan birokrasi yang berbelit-belit. Orang-orang kementerian juga tak boleh asal pilih direksi untuk memimpin BUMN.

"Kompetensi penting sebab jangan sampai duduki jabatan yang belum tentu kita cocok. Jika sampai duduk juga, harus training dengan baik agar bisa kompeten. Ini penting sinkronisasi, kayak kementerian kita. Banyak kita ladeni korporasi, kalau kita enggak kompeten bagaimana? Apalagi kalau ngangkat direksi-direksi BUMN tidak kompeten," terangnya.

Hanya 10 Persen BUMN yang Siap Berdiri Tegak

Selain menyoroti banyaknya direksi BUMN tak bisa membaca laporan keuangan, Erick juga menyebut dari ratusan perusahaan negara, hanya 10 persen yang menyatakan mampu berdiri tegak. Selebihnya, sebanyak 68 persen tak siap dan disarankan untuk dikonsolidasikan seperti dimerger atau dilikuidasi.

"Kalau enggak siap, apa yang kita pejalari 7 bulan ini dengan pakar independen, kenyataannya sangat menyedihkan, 68 persen BUMN ini siap bahkan dianjurkan konsolidasi. Hanya 10 persen yang siap berdiri tegak, yang lainnya tidak siap," terang dia.

Konsolidasi BUMN memang tengah menjadi pekerjaan besar Erick dan jajarannya. Dia mengklasifikasikan BUMN sesuai peran, bisnis utama, dan kemampuan mereka.

Dalam pemaparannya di DPR beberapa waktu lalu, Erick menjelaskan, BUMN yang dikonsolidasikan itu sebenarnya berkinerja baik, tapi pangsa pasarnya rendah. Sedangkan BUMN yang terindikasi dipertahankan dan dikembangkan mencapai 9,1 persen karena berpotensi baik. Lalu 6,3 persen harus bertransformasi, 8,2 persen BUMN akan diutamakan untuk pelayanan publik dan 8,2 persen terakhir akan divestasi atau bermitra.

Di sisi lain, Erick juga meminta kualitas sumber daya manusia di internal Kementerian BUMN ditingkatkan. Dia bakal mengadakan pelatihan bagi pegawainya dengan menerapkan konsep dengan system learning development 7:20:10.

"Artinya itu blended learning antara social distance learning dengan formal learning. Jadi nanti Pak Deputi bisa jelaskan lagi. Nah ini bagian untuk upgrade kualitas kita yang selama ini saya ingin kita tak boleh terjebak di layanan birokrasi karena yang kita layani adalah korporasi. Kita harus bisa balance ini," terang dia.

 

Sumber : kumparan.com




TINGGALKAN KOMENTAR