•   21 May 2024 -

Pengakuan Ayah Korban Pertama Covid-19 di Bontang : "Saya Tidak Bohong"

Kaltim - Asriani
23 April 2020
Pengakuan Ayah Korban Pertama Covid-19 di Bontang : "Saya Tidak Bohong" Situasi pemakaman pasien dalam pengawasan di TPU Bontang Lestari. Tanpa dihadiri keluarga korban.

KLIKKALTIM.COM --"Saya tidak bohong" demikian pernyataan yang berkali kali ditegaskan Al, ayah dari anak 8 tahun pasien positif covid 18 yang meninggal dan dimakamkan jumat. (24/4).

Melalui pesan whatsapp, ia membeberkan kronologi dan riwayat medis anaknya hingga dinyatakan positif rapid test oleh tenaga medis RSUD Taman husada.

Ia mengakui menjalani dinas luar ke jakarta pada 16 sampai dengan 19 maret bersama dengan ketujuh pegawai lainnya. Dan setiba di Bontang, ia pun melapor pada PSC Covid 19 kota Bontang via whatsapp.

Atas laporannya, admin call centre menyarankan Al menjalani karantina mandiri selama 14 hari hingga tanggal 2 april 2019.

Selama karantina mandiri, Al mengaku sangat disiplin menerapkan social & phisical distancing dirumah.

"Sebelum tiba di Bontang saya sudah meminta istri saya menyiapkan kamar khusus, alat mandi, alat makan sendiri. Bahkan mandi pun saya menggunakan kamar mandi sendiri"bebernya.

Selama 14 hari. Al mengaku hanya keluar untuk berjemur diteras rumah. Ia juga tidak pernah berinteraksi dengan istri dan 3 anaknya mesti tinggal satu atap.

"Istri dan 3 anak berada dikamar lain. Jadi selama karantina tidak pernah interaksi. Pokoknya saya disiplin. Hanya keluar kamar kalo berjemur. Sampai sampai asam lambung saya kambuh." katanya.

Baru pada 3 april setelah ada pesan whatsapp dari admin PSC, Al berani melanjutkan aktivitas hingga berkantor.

Berikut isi pesan whatsapp PSC Covid-19

"bapak ibu yang kami hormati, hari ini anda telah melewati masa isolasi mandiri dan dapat beraltifitas seperti semula namun tetap disarankan social distancing, berpwrilaku hidup bersih dan sehat, mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi, istirahat cukup, apabila anda mengalami penurunan kesehatan silahkan hubungi call centre kami kembali".

Seiring berjalannya waktu, putra kedua Al, harus masuk rumah sakit dan dirawat pada 6 April 2020. Saat mendaftar dan mengambil badge jaga, pihak sekuriti rumah sakit memang menanyakan terkait riwayat perjalanan.

"Securìty bertanya apakah memiliki riwayat perjalanan selama 2 minggu terakhir. Karena saat itu sudah tanggal 6 april (sudah 18 hari sepulang dari jakarta, red) ya saya jawab tidak ada. Jadi mohon maaf, tidak benar kalo saya dibilangi tidak jujur memberikan keterangan ke pihak rumah sakit"jelasnya.

Hasil diagnosa dokter anak Al diketahui sakit ginjal dan harus dirujuk ke AW Syaharanie Samarinda namun sebelumnya harus dengan rujukan RSUD Taman Husada.

Saat di RSUD, kondisi sang anak sudah kritis. "Di RSUD anak saya melalui rapid test dulu, sampai 3 kali diperiksa baru diketahui positif Covid-19. Kondisinya sudah sangat drop"jelasnya.

Al mengaku sudah sangat ikhlas. Namun ditengah kedukaannya, ia mengaku tetap sabar menghadapi stigma Covid-19, dan banyaknya bully terhadapnya. "Nanti Allah yang memahamkan masyarakat"katanya.




TINGGALKAN KOMENTAR